WITHERED
"Saya hanya menyirami lalu memberikan ia pupuk, ada yang salah?" Lalu ia kembali menyiram mawar kecil, dan melanjutkan perkataannya "ku melakukan hal yang sama dengan mawar putih itu, menyiram dan memberinya pupuk tapi sekarang dia sudah layu dan tak berbau"
"Aku boleh meminta mawar pitih itu" tanya si Tamu. "Untuk apa? dia sudah tua dan layu, lebih baik kau ambil mawar kecil ini lalu kau siram dan pupuki" si Pemilik menjawab dengan keheranan. kemudian si Tamu kembali melihat dan menyentuh mawar putih, ia heran kenapa mawar ini sangat tampak layu, dia ingin memetiknya tapi ia takut justru membuat mati mawar kecintaannya tapi dia ingin memilikinya. ah sungguh membingungkan.
Hingga kemudia si Tamu bertanya "kenapa kau rawat mawar itu jika akhirnya kau hanya membuangnya? kenapa tak kau rawat dia yang sudah layu" ia kembali menyentuh hingga membaui si mawar. "aku suka ia tumbuh dengan cintaku, hingga aku malas ketika ia sudah layu. aku sangat suka ketika ia mekar pertama kali, kan ku baui tiap saat, ku pandangi tiap waktu, hingga ku bosan" si Pemilik menjawab sembari mencari hama yang melekat pada mawar kecil.
Si Pemilik kembali mencari alasan untuk tidak suka dengan mawar putih itu, "aku ingin memetik lalu mengawetkan, ia tetap seperti ini, ia tetap cantik, hanya iya tidak berbau" si Tamu dengan senang hati menemukan caranya. "dasar kau bodoh, kalau kau memetiknya kau sama saja membiarkan ia mati. cobalah kau sama sepertiku, membiarkan ia tumbuh lalu ia layu, dan kau kembali mendapatkan sesuatu yang baru saat ia mati"
Lagi, lagi, lagi. sebentar. si Tamu rasa ia tidak suka dengan mawar kecil itu. ia suka mawar putih, kerena ia tahu bahwa si putih tidak lagi dirawat. ia kembali kepada mawar kecil lalu mawar putih, mawar kecil, mawar putih. "ah iya. ku tak suka mawar kecil yang kau rawat dengan cinta itu. aku suka ini, ia layu. aku suka"
"Aku akan memetiknya, dan ku awetkan ini. perihal bau ku bisa semprotkan parfum yang sama dengan ini. aku bisa tiap saat memandanginya tanpa harus merawatnya, aku tak susah payah untuk mencari air, atau mencari pupuk aku hanya akan sibuk berpikir dia milikku"
Lalu sebenarnya siapa yang lebih mencintai mawar-mawarnya? Si Tamu yang hanya memikirkan ia bisa memiliki. atau si Pemilik yang sibuk mencintai lalu membuang cintanya karena waktu? sungguh aku pun tidak tahu mana yang harus dipilih.
Cerita di atas ditulis oleh seorang perempuan dengan berbagai macam peran, Gandeng Yustina.
Komentar
Posting Komentar