Kala Berlalu
Layaknya jemari yang pandai berekspresi
Aku hanya sepotong kuku yang melengkapi
Namun dibandingkan dengan lihainya jari
Aku jelas kalah telak untuk sekadar berkonfrontasi
Kata per kata yang tertulis itu
Rasa per rasa yang terkenang itu
Ahh, memang tak semudah menulis di pagi hari
Namun hati pandai merenungi
Segala perasaan nurani yang kian hari menderu tiada henti
Ragaku kaku jiwaku palsu
Mata tak lagi sejelas saat ku melihat wajahmu
Jemariku tak selihai waktu aku masih merindu senyummu
Semua memang kian redup
Semenjak waktu telah beralih balik menghianati skenarioku
Tapi waktuku masih tetap panjang
Dan anganku masih tetap luas
Bahkan melebihi saat nuraniku kau genggam erat.
Komentar
Posting Komentar